Berkelana dalam gelapnya malam,
mengingatkanku saat kuberkendara di hari siang
Sungguh, di dalam kebisingan
itupun tertinggal hanya sunyi dihati.
Dalam keramaian yang kurindukan adalah kesunyian, dalam
kehangatanpun kurindukan kedinginan...apa yang hendak kuperoleh yang belum
pernah kuperoleh?
Sesuatu yang datang dalam gelap
paling kelam pun ternyata membekas, meninggalkan perasaan aneh, bukan cinta,
bukan sayang, tapi rindu....rindu kepada siapa? Dimana? Absurd...
❤👄
Yah...sungguh absurd, dan pasti
agak memalukan, mengingat kamu sendiri tidak tahu yang kamu rindukan itu
makhluk berbentuk apa dan bagaimana. Ketika ingatan itu melayang, mencari
entitas yang sandainya bisa dikasih label “yang kurindu”. Namun sayang setelah
berkelana kemana-mana, ternyata masih-pun kosong dalam wacana mimpi
semata...hai siapa gerangan kamu yang gelap tak terperikan, tak berbentuk namun
menarik seluruh inderaku untuk menemukanmu...?
Apakah kamu adalah udara
dikehidupan sebelumnya, ataukah kamu adalah kursi malasku saat aku berusia 86
tahun di tujuh kehidupan sebelumnya? Ahhhh kamu yang tidak aku kenal, yang
tidak pernah aku temui, yang bahkan didalam pikiran tercanggihku, aku tidak
bisa mendiskripsikan kamu dalam bentuk yang paling sederhanapun; semisal
makhluk bersel satu yaitu Amoeba.
Arghhhhhh sungguh
menggemaskan....sungguh menguras tenaga, emosi dan mengikis kebodohanku hingga
kedunguanlah yang mulai mengambil alih....menguasaiku.
Heiii, itukah kamu...dalam bentuk
yang agak kompleks mengambil rupa Adam kekasihnya Hawa? Ohhh, mungkinkah kamu
yang kutemukan dibawah laci mejaku ketika empat koma lima hari kusimpan bekal
makan siangku yang sudah berlumut? Ataukah engkau pemilik senyum terindah nan
menggoda ketika sore itu kita berpaspasan dilantai tujuh puluh tiga koma tujuh
? Ahhhh kamu memang tidak bernyawa, meski kamu pun tidak mati.....lantas kamu
siapa?????
Nah,
sampai disini sepertinya dua bola pasang mata maya-mu, masih tersimpan di memori
paradise-ku.
Apa, siapapun kamu, berbentuk
apapun, aku yakin ada medan magnet yang selalu menarikmu untukku dan menarikku
untukmu. Meski tak pernah bersua, tak pernah menyapa, namun kupercaya ketika
mengingatku akan mengingatkanmu akan kemustahilan yang harus kita terima bahwa
alam semesta punya aturan yang harus dipatuhi untuk selalu dimaklumi.
Ahhhh, sunyi...kumerindukanmu....
“Angin carita dia dolo
Ada susah ka sanang ka apa lia dia dolo
Angin tolong bilang par dia
Posting Komentar